Tuhan pun cemburu.
Kontroversionalkah judulnya? Mungkin saja Anda merasa begitu. Tapi otak saya berkata tidak demikian. Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mengabaikan keberadaan Tuhan. ”Ah yang benar saja, saya tidak begitu.” mungkin sebagian orang berkata demikian. Yah bolehlah diantara anda ada yang mengelak. Saya tidak menyalahkan alasan Anda. Tapi mungkin Anda beralasan demikian karena Anda masih melakukan ibadah sehari-hari dan kegiatan lain yang menurut anda itu mampu mendekatkan diri kepada Nya.
Bagi saya yang seorang muslim, wajib melakukan sholat lima kali sehari. Minimalnya saya mengingat Tuhan lima kali sehari. Itu adalah seminimal batas yang saya buat. Bisa juga ada waktu-waktu lain dimana kita bisa menambah waktu untuk ”menyapa” Tuhan. Tapi bagi islam KTP, apakah minimal dia menyapa Tuhan lima kali sehari? Saya rasa, kurang dari itu.
Option lain, bisa saja ada orang yang percaya pada Tuhan, tapi tidak melakukan Sholat. Mungkin hanya dengan mengingat Nya melalui alam yang diciptakan Nya. Saya rasa ada orang seperti itu dan banyak diantara kita. Menurut penelitian pemikiran saya pribadi, mungkin mereka seperti itu karena merasa sudah dekat dengan Tuhan tanpa Sholat. Mungkin itu salah satu alasannya. Apapun itu alasannya, opini orang adalah sah. Tapi apakah opini seperi itu berlaku dalam agama? Mengingat sholat adalah tiang agama.
Mari kita amati hidup kita. Tekadang kita melakukan sesuatu, tanpa mengingat Tuhan. Ini juga berkaca pada kehidupan saya. Padahal sekeras apapun yang kita lakukan, tanpa izin dari Tuhan, itu akan menjadi mustahil. Tapi tuhan maha baik, tuhan menegur kita dari yang sehalus mungkin. Mungkin kegagalan yang selama ini menghadapi kita adalah karena kita tidak mengingat Tuhan. Sehingga tuhan mengigatkan kita akan keberadaannya melalui kegagalan. Mungkin.
Saya pernah merasa sangat tergantung kepada manusia dalam hidup saya. Itu adalah fase menkutkan dalam hidup saya. Oke, anggaplah saja orang tesebut bernama xxx. Saat itu, saya sering berandai-andai ”bagaimana kau bisa, kalo gak ada xxx?” sering saya menangis di malam hari karena takut kehilangan sosok xxx. Sosok xxx memmang baik di mata saya dan banyak orang di sekeliling saya juga berkata demikian.
Saya bodoh waktu itu. Tapi saya juga paham bahwa saya terlalu mendewakan sosok xxx. Apalah gunanya? Belum tentu sosok xxx ada selamanya untuk saya. buat apa saya menangisi nya di malam hari.
Melihat pengalaman saya tadi, rasanya saya belum perah merasa se begitu tergatung nya pada Tuhan. Saya jarang menangis di malam hari karena takut dicampakkan Tuhan. Saat itu, mungkin Tuhan cemburu. Mungkin tuhan merasa di duakan oleh hambanya.
Pengalaman dari xxx, menampar keras hidup saya. Sedikit demi sedikit saya mencoba lebih mencintai Tuhan walaupun terkadang itu sangat naik turun. dan tergantung mood hati.
Menduakan tuhan, tidak saja dengan manusia. Bisa pula dengan sesuatu lain. Benda misalnya. bisa saja kita lebih mencintai sesuatu secara berlebihan sehingga melupakan Tuhan.
oke marilah kita mencari cara untuk selalu mengingat Nya. tapi apa? entahlah. hehhehhe tergantung anda pribadi seperti apa.
oke marilah kita mencari cara untuk selalu mengingat Nya. tapi apa? entahlah. hehhehhe tergantung anda pribadi seperti apa.
Ehm sof, nampaknya banyak salah ketik ya hehehe.
ReplyDeleteiyo, keburu
ReplyDelete