ayo sekolah

bukan, ini bukan tentang cinta. bukan pula tentang asmara atau apapun itu yang berbau warna merah jambu.

akhir-akhir ini, tepatnya seminggu ini, ah bukan. maksudku sebulan ini. bagaikan otak dan raga terforsir mati-matian. setiap hari hampir selalu ada ulangan. kalo gak ada ulangan pasti ada tugas dan itu lebih dari satu tugas. subhanallah banget ya.. guru kita bilang semua itu harus kita kerjakan dan dengan mencapai hasil maksimal. dan hal ini membuat saya berfikir. oke, kita sekolah cari nilai atau seperti yang kita katakan biasanya 'cari ilmu'?

yak itulah yang ahir-ahir ini mengganggu otak saya. teorinya, kalo cari nilai, berarti semua cara bisa dihalalkan agar membahagiakan guru dan ortu kita. kalo cari ilmu, yah pembuktian bisa brarti gak harus pake nilai dong.

ah entahlah mungkin ini hanya pemikiran sinis saya terhadap sekolah saya. nyatanya yang harus dan bisa kita lakukan adalah berjuang dan berusaha keras. semua itu agar segala yang kita inginkan di masa depan bisa tercapai. tentang cara yang kita tempuh, gunakanlah cara terbaik. seperti motto teman saya, dia percaya bahwa "cheaters never win. winners never cheat."

oke saya percaya itu. sungguh. tapi lihat saja kenyataannya. yang kita temui di lapangan tidak juga selalu seperti itu. Tuhan yang tau. Tuhan yang akan membals semuanya. usaha, perjuangan, kerja keras, kecurangan, kebohonagan. masing-masing dari itu Tuhan memberikan grade point sendiri.





 adek saya, sekolah di salah satu sekolah unggulan di Malang. alhamdulillah. entahlah tapi bapak saya dan saya punya pendapat yang sama tentang saya. yaitu sekolah ini terlalu memaksakan siswanya. saya pikir begitu. kelas 1 sd sudah diberi tugas yang berlebihan dan diluar kemampuan siswanya. walhasil yang garap adalah orang tuanya. nah lho? yang sekolah adek apa nyokap gue?


mungkin tidak kita sadari bahwa pendidikan bangsa indonesia telah membunuh siswa-siswanya sendiri. tidak sedikit berita tentang pelajar yang bunuh diri karena mengalami kesulitan dalam sekolahnya. entah dalam biaya atau kemampuan yang terlalu dipaksakan.

yah, mungkin suatu saat nanti di saat negara kita sudah sehat (amin) semoga sistem pendidikan tidak hanya mengejar tingginya nilai semata. tapi tingginya keluhuran budi pekerti dan jiwa cinta negara. apalah gunanya kepintaran kita jika tidak untuk memperbaiki ketertinggalan bangasa kita. mungki nanti akanada saatnya yang muda dan yang BERKUALITAS yang memimpina. amin

terlalu banyak amin di tulisan saya. tapi semoga kata amin itu memotivasi kita untuk selalu melaksanakan dan berusaha mencapai doa yang sudah kita panjatkan. bukan hanya doa omong kosong belaka.

0 komentar:

Post a Comment