makalah reaksi kimia



LAPORAN HASIL PERCOBAAN TENTANG REAKSI KIMIA














Oleh:
Auliyah Shofiyah (05)







MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG
JALAN. BANDUNG NO 7





BAB I
PENDAHULUAN

  1. Metodologi penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia MAN 3 Malang pada tanggal 23
November 2010.

  1. Tujuan penelitian
- Untuk mengetahui kebenaran teori kekekalan massa
- Untuk mengetahui rekasi-reaksi yang terjadi pada CaCO3 dengan HCl
- Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada Pb dengan KI

  1. Alat
Alat yang digunakan dalam pecobaan ini adalah:
  • tabung Y
  • neraca analitis
  • pipet

  1. Bahan
Bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah.
- 1 gram batuan CaCO3
- 5 mL larutan HCl
- 5 mL larutan Pb
- 5 mL larutan KI






















BAB II
DASAR TEORI

Percobaan ini didasarkan pada teori yang dinyatakan oleh Antoine Laurent Lavosier. Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan) ). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 g.
Hidrogen + Oksigen
  1. ) (36 g)

Kekekalan massa vs. Penyimpangan
Ketika energi seperti panas atau cahaya diijinkan masuk ke dalam atau keluar darisistem, asumsi hukum kekekalan massa tetap dapat digunakan. Hal ini disebabkan massa yang berubah karena adanya perubahan energi sangatlahsedikit. Sebagai contoh adalah perubahan yang terjadi pada peristiwa meledaknya TNT. Satu gram TNT akan melepaskan 4,16 kJ energi ketika diledakkan. Namun demikian, energi yang terdapat dalam satu gram TNT adalah sebesar 90 TJ (kira-kira 20 miliar kali lebih banyak). Dari contoh ini dapat terlihat bahwa massa yang akan hilang karena keluarnya energi dari sistem akan jauh lebih kecil (dan bahkan tidak terukur) dari jumlah energi yang tersimpan dalam massa materi.

Penyimpangan

Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir. Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam jumlah besar pada bintang. Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m merupakan jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.





































BAB III
PENGAMATAN

  1. Percampuran CaCO3 dengan HCl

Sesuai dengan hukum kekekalan massa, percobaan ini dilakukan untuk mengecek kebenaran teori tersebut. 1 gram butiran CaCO3 dimasukkan ke dalam salah satu kaki pada tabung Y. Kemudian, masukkan 5 mL larutan HCl pada kaki tabung Y yang lainnya. Dengan menggunakan neraca analitis, ukur massa tabung. Setelah itu, campurkan kedua senyawa. Setelah senyawa selesai bereaksi, timbang kembali tabung bersama massa senyawa yang sudah dicampurkan. Dapat kita ambil kesimpulan :

Menurut teori :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi

Menurut percobaan :
Massa sebelum rekasi : 33,7 gram
Massa sesudah reksi :33,7 gram

Sehingga, massa sebelum reaksi sama massa sesudah reaksi.

  1. Pencampuran Pb dengan KI
Pada percobaan pencampuran Pb dengan KI, kita menggunakan 5 mL larutan Pb
dan 5 mL larutan KI. Cara kerja sama dengan cara kerja pencampuran CaCO3 dengan HCl. Kemudian kita timbang massa sesudah dan sebelum denagn menggunakan neraca analitis. Dapat kita ambil data sebagai berikut :

Massa sebelum reaksi : 39,5 gram
Massa sesudah reaksi : 39,5 gram

Sehingga, massa sesudah reaksi dan sebelum reaksi adalah sama.














BAB IV
ANALISIS

  1. Reaksi pada percampuran Pb denagn KI
Pada pencampuran Pb dengan KI, terbentuk berbagai perubahan. Seperti perubahan warna larutan yang mulanya bewarna bening kemudian berubah menjadi warna kuning. Juga terdapat endapan yang berwarna kuning. Reaksi pengendapana adalah reaksi ynag menghasilkan suatu endapana. Suatu zat dikatakn mudah mengandapa jika zat tersebut sukar larut.

1.
Larutan Pb(CH3COO)2 + KI
Larutan berwarna kuning dan terbentuk endapan kuning
Larutan Pb(CH3COO)2 ketika direaksikan dengan KI menhasilkan larutan warna kuning dan terbentuk endapan kuning Timbal Iodida (PbI2). Reaksi :
Pb2+ + 2 I- → PbI2
Pb(CH3COO)2 + KI menghasilkan endapan kuning PbI2

Terbentuknya endapan dapat dirumuskan melalui persamaan berikut :
Pb2+ + 2 I- → PbI2
Dapat kita ketahui dari persamaan di atas, bahwa terjadinya endapan warna kuning merupakan hasil dari pertukaran ion antara larutan Pb dengan KI. Sehingga pencampuran Pb dengan KI yang menghasilkan endapan kuning merupakan endapan PbI2 (Timbal Iodida)

  1. Reaksi pada pencampuran CaCO3 denagn HCl
Reaksi yang menghasilkan gas, biasanya reaksi yang menghasilkan senyawa tidak
stabil dan mudah terurai menjadi senyawaan gas. Misalnya, H2CO3 terurai menjadi H2O + CO2 dan NH4OH terurai menjadi NH3 + H2O.
CaCO3 merupakan unsur yang terbentuk dari kalsium, karbon dan oksigen.
Sedangakan HCl tebentuk dari hidrogen dan khlor. Reaksi yang dihasilkan didasarkan atas lima unsur dan reaktansi mereka untuk menciptakan senyawa baru.
Pada pencampuran CaCO3 denagn HCl, warna larutan HCl yang sebelumnya
berwarna bening, berubah menjadi keruh berwarna putih. Kemudian juga terbentuk gelembung-gelembung. Ketika menggunakan CaCO3 yang berupa batuan, gelembung-gelembung seakan keluar dari batuan CaCO3. Gelembung-gelembung ini dapat dirumuskan dengan
CaCO3 + HCl  ----> CaCl2 + H2O + CO2
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Hidrogen menggabungkan dengan satu bagian oksigen dari calciun karbonat untuk memproduksi air - (H2O). Kemudian kalsium bergabung denagan elemen klorin untuk menghasilkan Kalsium Klorida - CaCl2. Sehingga akan meninggalkan sisa 2 bagian Oksigen (O2) dan karbon (C) untuk menggabungkan menjadi karbon dioksida (CO2). Gas yang terlihat gelembung terlihat dalam percobaan itu karena evolusi karbon dioksida.




DAFTAR PUSTAKA

www. Wikipedia.org
http://belajarkimia.com/category/kelarutan-dan-Ksp/
http://www.susilochem04.co.cc/2010/09/percobaan-hukum-hukum-dasar-kimia.html

0 komentar:

Post a Comment